Kepribadian seorang Muslim (3): Cerdas menakar perasaan (Seri 1)

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-4: Seri Kepribadian Kepribadian Seorang Muslim
Tahun ke-VIII/Mei/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Kepribadian seorang Muslim (3): Cerdas menakar perasaan

Nabi pernah bersabda: “Cintailah orang yang engkau cintai sekedarnya saja, karena bisa jadi suatu hari nanti dia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah orang yang kamu benci sekedarnya saja, karena bisa jadi suatu hari nanti dia akan menjadi orang yang kamu cintai” (HR. Tirmidzi no.1997, Dishahihkan Ali Hasan Al Halabi).

Hadits di atas mengindikasikan bahwa seorang Muslim harus cerdas menakar perasaan sehingga tidak menjadi berlebihan. Karena yang berlebihan, seringkali menjadi berbalik kondisinya, sebagaimana isyarat Nabi tersebut.

Sebagai contoh, jika kita mencintai seseorang, maka cintailah sekedarnya saja. Dalam artian, tidak menutup mata dari kekurangan dan tidak menuntut kesempurnaan dalam segala hal. Tidak ada manusia yang sempurna lahir dan batinnya. Kecintaan yang sejati akan saling memperbaiki dan menyempurnakan satu dengan yang lainnya.

Sebaliknya, seorang yang berlebihan mencintai, maka akan menutup mata dari kekurangan dan selalu menuntut kesempurnaan. Di antara dampak buruknya adalah ketika semakin mengetahui kekurangan dan yang dicinta tidak dapat mencapai standar kesempurnaannya, maka rasa cinta tersebut berpotensi menjadi sebuah kebencian.

Bersambung…

 

Syawal dan jejak digital

Kajian Online Pekanan
Spesial Syawal
Tahun Ke-VIII/Mei/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Syawal dan jejak digital

Bulan syawal tidak hanya bulan berbenah ibadah, namun juga berbenah akhlak terutama di internet. Salah satu hal yang menarik adalah jejak digital.

Jejak digital adalah jejak data yang terekam setelah berinteraksi dengan platform tertentu di internet. Hal tersebut meliputi postingan, komentar, chat pribadi, email, dan sebagainya. Dapat dikatakan bahwa, jejak tersebut susah dihilangkan. Sekalipun sudah dihapus di history, cache, cookie, delete chat; namun masih tercatat rapi di buku catatan amal (QS. Al Infithar ayat 10-12).

Berkaitan dengan hal tersebut, seorang Mukmin semestinya menyadari akan pentingnya membuat jejak digital yang baik atau positif; sehingga menenangkan hati, atau setidaknya dapat menjadi amal jariyah di kemudian hari.

Terlebih lagi, sangat penting memiliki niat baik dan berprinsip “gas dan rem” ketika di internet. Adakalanya ngegas memposting atau berkomentar, ketika ada maslahat. Namun adakalanya ngerem tidak memposting atau berkomentar, ketika berpotensi menimbulkan mudharat.

Semoga Allah mempertemukan kembali dengan bulan syawal tahun 2025, Aamiin.

 

Syawal, kesuksesan, dan akhirat

Kajian Online Pekanan
Spesial Syawal
Tahun Ke-VIII/Mei/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Syawal, kesuksesan, dan akhirat

Seorang Muslim ketika semakin diberi nikmat kesuksesan dunia, semestinya membuatnya semakin semangat Ibadah untuk menggapai kebahagiaan di Akhirat kelak. Semangat tersebut sebagai bukti rasa terimakasih yang tulus kepada Allah subhaanahu wa ta’ala (QS. Ibrahim ayat 7).

Oleh karena itu, meskipun sebentar lagi akan usai, bulan syawal menjadi momen yang sangat tepat untuk mengoreksi dan membenahi ibadah sehari-hari.

Dan ibadah pertama yang wajib dibenahi adalah kualitas shalatnya. Kenapa? Karena ibadah tersebut yang akan dimintai pertanggungjawaban pertama kali di Akhirat, sebelum ibadah lainnya. Jika baik shalatnya, maka akan baik pula amal yang lainnya (HR. Tirmidzi no.413, shahih).

Semoga bermanfaat.

Lebaran dan liburan

Kajian Online Pekanan
Spesial Syawal
Tahun ke-VIII/April/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Lebaran dan liburan

Kembali bekerja setelah menjalani libur lebaran terkadang menjadi tantangan bagi sebagian orang. Yang menjadi perhatian utama adalah bukan liburnya, namun perubahan aktifitasnya. Antara rasa malas, bingung memulai kerjaan dari mana menjadi hal yang mungkin dialami.

Sebenarnya tidak ada tips khusus untuk mengatasi hal tersebut. Hanya saja sebagai seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, setidaknya menyadari bahwa setiap manusia memiliki tanggung jawab serta kewajiban yang harus diselesaikan, dan ada pahala pekerjaan yang harus dijemput.

Berawal dari kesadaran tersebut dan sedikit memaksakan diri untuk beraktifitas kembali adalah kunci utama melawan rasa malas setelah libur lebaran.

Di sisi lain, ada sebagian orang tetap bekerja tipis-tipis meski saat idul fitri atau lebaran. Nyalain laptop, utak atik dokumen, buka-buka folder, nyelesein kerjaan nanggung, dan sebagainya. Kata mereka, hal tersebut untuk antisipasi biar tidak kaget dengan perubahan dinamika aktifitas ketika libur selesai. Prinsip mereka, mending lelah bekerja daripada lelah nganggur karena libur.

Teringat akan pesan Nabi berikut: “Bersemangatlah untuk menggapai apa-apa yang bermanfaat bagimu…” (HR. Muslim, no.47; Shahih).

Semoga bermanfaat.

Lebaran dan buah tangan

Kajian Online Pekanan
Spesial Syawal
Tahun ke-VIII/April/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Lebaran dan buah tangan

Idul fitri atau lebaran identik dengan mudik ke kampung halaman. Biasanya, hal ini menjadi momen yang pas untuk memberi buah tangan atau oleh-oleh.

Dalam Islam, memberi oleh-oleh termasuk amalan sunnah yang dapat menyenangkan orang lain, mempererat hubungan silaturahmi serta ukhuwah (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra No.6/169, Hasan). Bahkan, Nabi shallallaahu alaihi wa sallam pun juga melakukannya (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra No.5/202 dan Syu’abul Iman No.3/1502, Shahih).

Oleh sebab itu, meskipun bukan hal wajib, menyisihkan sebagian rezeki untuk memberi oleh-oleh adalah hal yang sangat baik.

Semoga bermanfaat.