Syawal, kesuksesan, dan akhirat

Kajian Online Pekanan
Spesial Syawal
Tahun Ke-VIII/Mei/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Syawal, kesuksesan, dan akhirat

Seorang Muslim ketika semakin diberi nikmat kesuksesan dunia, semestinya membuatnya semakin semangat Ibadah untuk menggapai kebahagiaan di Akhirat kelak. Semangat tersebut sebagai bukti rasa terimakasih yang tulus kepada Allah subhaanahu wa ta’ala (QS. Ibrahim ayat 7).

Oleh karena itu, meskipun sebentar lagi akan usai, bulan syawal menjadi momen yang sangat tepat untuk mengoreksi dan membenahi ibadah sehari-hari.

Dan ibadah pertama yang wajib dibenahi adalah kualitas shalatnya. Kenapa? Karena ibadah tersebut yang akan dimintai pertanggungjawaban pertama kali di Akhirat, sebelum ibadah lainnya. Jika baik shalatnya, maka akan baik pula amal yang lainnya (HR. Tirmidzi no.413, shahih).

Semoga bermanfaat.

Lebaran dan liburan

Kajian Online Pekanan
Spesial Syawal
Tahun ke-VIII/April/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Lebaran dan liburan

Kembali bekerja setelah menjalani libur lebaran terkadang menjadi tantangan bagi sebagian orang. Yang menjadi perhatian utama adalah bukan liburnya, namun perubahan aktifitasnya. Antara rasa malas, bingung memulai kerjaan dari mana menjadi hal yang mungkin dialami.

Sebenarnya tidak ada tips khusus untuk mengatasi hal tersebut. Hanya saja sebagai seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, setidaknya menyadari bahwa setiap manusia memiliki tanggung jawab serta kewajiban yang harus diselesaikan, dan ada pahala pekerjaan yang harus dijemput.

Berawal dari kesadaran tersebut dan sedikit memaksakan diri untuk beraktifitas kembali adalah kunci utama melawan rasa malas setelah libur lebaran.

Di sisi lain, ada sebagian orang tetap bekerja tipis-tipis meski saat idul fitri atau lebaran. Nyalain laptop, utak atik dokumen, buka-buka folder, nyelesein kerjaan nanggung, dan sebagainya. Kata mereka, hal tersebut untuk antisipasi biar tidak kaget dengan perubahan dinamika aktifitas ketika libur selesai. Prinsip mereka, mending lelah bekerja daripada lelah nganggur karena libur.

Teringat akan pesan Nabi berikut: “Bersemangatlah untuk menggapai apa-apa yang bermanfaat bagimu…” (HR. Muslim, no.47; Shahih).

Semoga bermanfaat.

Lebaran dan buah tangan

Kajian Online Pekanan
Spesial Syawal
Tahun ke-VIII/April/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Lebaran dan buah tangan

Idul fitri atau lebaran identik dengan mudik ke kampung halaman. Biasanya, hal ini menjadi momen yang pas untuk memberi buah tangan atau oleh-oleh.

Dalam Islam, memberi oleh-oleh termasuk amalan sunnah yang dapat menyenangkan orang lain, mempererat hubungan silaturahmi serta ukhuwah (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra No.6/169, Hasan). Bahkan, Nabi shallallaahu alaihi wa sallam pun juga melakukannya (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra No.5/202 dan Syu’abul Iman No.3/1502, Shahih).

Oleh sebab itu, meskipun bukan hal wajib, menyisihkan sebagian rezeki untuk memberi oleh-oleh adalah hal yang sangat baik.

Semoga bermanfaat.

THR tidak semestinya diminta

Kajian Online Pekanan
Spesial Idul Fitri
Tahun ke-VIII/April/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

THR tidak semestinya diminta

Beberapa waktu lalu ketua bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Pusat, KH Muhammad Cholil Nafis menyampaikan nasehat agar seorang Muslim tidak meminta-minta THR; karena merupakan tindakan tidak terpuji dan dapat merendahkan harga diri serta kehormatan.

Nasehat tersebut sebagai bentuk respon perilaku tidak terpuji sebagian oknum meminta-minta THR dengan jumlah belasan juta. Beritanya sempat viral beberapa waktu lalu.

Beliau juga menambahkan bahwa: “THR itu sebenarnya hadiah yang diformalkan bagi orang yang bekerja karena dia punya kebutuhan. Tunjangan hari raya itu bagi orang yang punya pekerjaan baru ditunjang. Kalau nggak ada hubungannya dengan pekerjaan bukan THR namanya, tapi hadiah; dan hadiah tidak bisa diminta-minta”.

Taqaballahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin.

Setidaknya ada perubahan meski sedikit

Kajian Online Pekanan
Spesial Ramadhan
Tahun ke-VIII/April/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Setidaknya ada perubahan meski sedikit

Bulan suci Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk meningkatkan intensitas ibadah dan memperbaiki diri. Di bulan tersebut, Islam mengajarkan untuk menahan amarah, meningkatkan sedekah, banyak membantu orang lain, memperbanyak taubat, dan akhlak baik lainnya. Oleh sebab itu, jika mampu istiqamah dengan akhlak dimaksud, diharapkan dapat merubah karakter seorang Muslim.

Akhirnya, sebentar lagi Ramadhan 1445 H (2024) segera usai. Setidaknya hingga hari ini, ada yang telah berubah dari diri kita. Apa saja dari hal kebaikan. Meski terkadang perubahan tersebut sedikit atau mungkin kurang signifikan, minimal ada keseriusan untuk memperbaiki diri.

Semoga Allah subhaanahu wa ta’ala mempertemukan kita dengan Ramadhan tahun depan, Aamiiin.