Jumlah raka’at shalat tarawih

Kajian Online Pekanan
Spesial Ramadhan
Tahun ke-VIII/Maret/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Jumlah raka’at shalat tarawih

Berikut beragam jenis jumlah shalat tarawih, di antaranya:

11 raka’at

Berdasarkan dua hadits shahih yaitu HR. Bukhari no.1147 dan Muslim no.738.

13 raka’at

Berdasarkan dua hadits shahih yaitu HR. Bukhari no.1138 dan Muslim no.764.

Tidak ada batasan jumlah raka’at

Berdasarkan dua hadits shahih yaitu HR. Bukhari no. 946 dan Muslim no.749.

Dari tiga jenis tersebut, maka boleh memilih yang termudah. Yang penting adalah:

  1. Shalatnya diakhiri dengan shalat witir.
  2. Shalatnya tumakninah (tidak terburu-buru).
  3. Shalat di masjid bersama imam hingga selesai (HR. Nasai no.1605, Shahih), sekalipun 23 raka’at. Kecuali imamnya terlalu ngebut (sehingga berpotensi mengganggu keabsahan shalat), semoga ada keringanan untuk shalat di rumah.

Semoga bermanfaat.

 

Ramadhan: bulan berbuat baik

Kajian Online Pekanan
Spesial Ramadhan
Tahun ke-VIII/Maret/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Ramadhan: bulan berbuat baik

Ibnul Qayyim rahimahullah pernah menyampaikan bahwa: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak lagi melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Beliau memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Al Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf.” (Zadul Ma’ad no.2:25 karya Ibnul Qayyim Al Jauziyyah).

Dalam sebagian referensi disampaikan bahwa pahala berbuat baik selama Ramadhan dilipatkangandakan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan di bulan lainnya (Latha’iful Ma’arif karya Ibnu Rajab Al Hambali).

Oleh karena itu, bulan Ramadhan merupakan momen tepat meningkatkan intensitas kebaikan. Misalnya, menyediakan makanan berbuka, menahan amarah, membaca Al Qur’an, membantu urusan orang lain semampu kita, dan lain sebagainya.

Semoga bermanfaat.

 

Lima alasan bersyukur bertemu Ramadhan

Kajian Online Pekanan
Spesial Ramadhan
Tahun ke-VIII/Maret/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Lima alasan bersyukur bertemu Ramadhan

Abdul Aziz bin Baz (ex Mufti Saudi Arabia) pernah menyampaikan: “Bertemu bulan Ramadhan adalah nikmat Allah yang sangat besar. Oleh karena itu, seorang Muslim mesti menyambutnya dengan gembira, senang, bahagia, dan bersyukur…” (Majmu’ Fatawa wa Maqalat karya Abdul Aziz bin Baz no.15/9).

Dalam kehidupan kita sehari-hari, terkandung beberapa makna kata “bersyukur” tersebut, yaitu:

1) Bersyukur dipertemukan kembali, karena sebagian orang wafat sebelum bertemu Ramadhan selanjutnya.

2) Bersyukur karena Ramadhan adalah bulan pelipatgandaan pahala dan pengampunan dosa.

3) Bersyukur karena menjadi momen yang pas untuk mengurangi kalori makanan.

4) Bersyukur karena rezekinya ditambah, misalnya ada THR, bingkisan parcel, banyak diskonan, dan lain sebagainya.

5) Bersyukur karena dapat lebih banyak memikirkan akhirat. Karena hal tersebut tujuan inti kehidupan seorang Muslim. Terlebih lagi, usia dunia sangatlah sebentar. Sementara itu akhirat abadi selama-lamanya. Rasanya eman-eman jika kita menghabiskan bulan Ramadhan dengan sibuk mengurusi dunia.

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin.

Al Muhaimin

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-1: Seri Aqidah Nama & Sifat Allah
Tahun ke-VIII/Maret/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Al Muhaimin

Al Muhaimin adalah salah satu nama Allah yang tercantum dalam QS. Al Hasyr ayat 23. Nama tersebut bermakna bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengawasi (Zadul Ma’asir karya Ibnul Jauzi).

Dalam referensi yang lain, Al Muhaimin berarti mengetahui semua urusan yang tersembunyi dan yang tersimpan dalam hati manusia (Tafsir As Sa’di karya Abdurrahman bin Nashir As Sa’di).

Oleh karena itu, di antara hikmah mengimani Al Muhaimin adalah agar seorang Muslim selalu menjaga niat, ucapan, etika, atau perbuatan dimanapun ia berada; bahkan ketika sendirian. Karena sebagian orang mampu menjaga perintah Allah saat bersama orang lain, namun ketika sendirian ia justru bermudah-mudahan melanggar aturan Allah.

Semoga Allah selalu menjaga kita semuanya, Aamiin.

 

Suplemen – Teladan Nabi saat musim hujan

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-5: Suplemen
Tahun ke-VIII/Februari/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Teladan Nabi saat musim hujan

Berikut beberapa etika Islam ketika di musim hujan, di antaranya:

Pertama
Berdoa agar dijauhkan dari adzab, khususnya saat cuaca mulai mendung. Hal ini sebagaimana contoh dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam; karena beliau ingat adzab kaum ‘Ad yang diawali dari cuaca mendung, kemudian disusul angin besar berhawa sangat dingin serta hujan lebat selama tujuh malam non stop (QS. Al Haqqah ayat 6-8; Hadits hasan dalam Adabul Mufrad no.686 karya Al Albani).

Fenomena tersebut terjadi karena kaum ‘Ad menyembah berhala dan juga berperilaku kejam (sering menyiksa manusia). Mereka udah dinasehati dengan baik, namun mengabaikan sehingga turun adzab tersebut.

Kedua
Mensyukuri nikmat hujan (HR. Bukhari no.1032, Shahih).

Ketiga
Memperbanyak doa karena waktu tersebut adalah mustajab (Shahihul Jami’ no.1026 karya Al Albani).

Keempat
Jika hujan lebat dan dikuatirkan mendatangkan bahaya, disunnahkan berdoa agar cuaca kembali cerah (HR. Bukhari no.1014, Shahih).

Kelima
Disunnahkan wudhu dengan air hujan (Hadits Shahih dalam Irwaul Ghalil no.679 karya Al Albani).

Keenam
Jangan mencela hujan atau menyalahkan hujan dalam keadaan tertentu (HR. Tirmidzi no.2252, Shahih).

Ketujuh
Berhati-hati jika bepergian ketika hujan (QS. Al An’am ayat 153).

Kedelapan
Membantu orang lain yang tertimpa musibah saat hujan (QS. Al Maidah ayat 2).

Semoga bermanfaat.