Kepribadian seorang Muslim (1): Jiwa yang Ikhlas

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-4: Seri Kepribadian Seorang Muslim
Tahun ke-VIII/Januari/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Kepribadian seorang Muslim (1): Jiwa yang Ikhlas

Mulai Januari 2024, Seri Adab dan Tazkiyatun Nufus diganti Seri Kepribadian Seorang Muslim. Seri ini merupakan bedah buku “Al Arba’uun Hadiitsan Fii Asy Syakhsyiyyati Al Islaamiyyah” atau terjemahannya “Beginilah Kepribadian Seorang Muslim”. Buku karya Ali Hasan Al Halabi (Ahli Hadits dari Yordania) ini berisi 40 hadits tentang tips nabawi membentuk kepribadian seorang Muslim.

Di edisi pertama ini akan disampaikan sebuah hadits tentang keikhlasan. Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya. Setiap orang akan mendapatkan (balasan) sesuai dengan apa yang ia niatkan…” (HR. Bukhari no.1; Shahih).

Hadits ini menjadi fondasi pertama membangun kepribadian seorang Muslim. Ikhlas memiliki makna niat fokus hanya untuk Allah saat ibadah/berbuat baik serta tidak berharap kepada manusia (Al ‘Izz bin Abdis Salam dalam Majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun IX/1426H/2005M).

Berbuat baik termasuk hal mulia. Namun, kemuliaan tersebut dapat berkurang jika kita berharap balasan kebaikan orang lain. Maka, sekecil apapun perbuatan baik tersebut, landasilah selalu dengan keikhlasan, jangan berharap kepada manusia dan jangan pula berbuat baik karena terpaksa.

Faedah lain dari hadits di atas yaitu setiap perbuatan baik, manfaatnya akan kembali ke diri kita. Jika kita tidak mendapatkannya di dunia, maka kelak di akhirat nanti.

Semoga bermanfaat.

Tanda Hari Kiamat (11): Meluasnya keamanan

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-3: Seri Tanda Hari Kiamat
Tahun ke-VIII/Januari/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Tanda Hari Kiamat (11): Meluasnya keamanan

Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan terjadi Kiamat hingga seseorang yang berkendaraan berjalan di antara Irak dan Makkah tidak merasa takut kecuali (rasa takut) tersesat di jalan” (HR. Ahmad no.II/370-371; Shahih).

Jarak Irak ke Mekkah sekitar 1859 kilometer.

Hadits di atas menjelaskan bahwa meluasnya rasa aman di bumi menjadi indikator semakin dekatnya Hari Kiamat. Bahkan saking amannya, seseorang tidak takut lagi pergi jauh puluhan, ratusan atau bahkan ribuan kilometer, meski sendirian. Hatinya tenang dan tidak kuatir; karena yakin keadaan lingkungannya sudah benar-benar aman dan bebas gangguan/tindakan kriminal.

Rasa aman tersebut tidak hanya terjadi di satu tempat / satu negara, namun meluas di bumi sehingga tidak ada kekacauan, keributan, peperangan dan lain sebagainya.

Kondisi yang sebegitu amannya, sebenarnya pernah terjadi di zaman Sahabat Nabi; yang kemudian perlahan rasa aman mulai hilang hingga sekarang. Kelak suatu hari nanti rasa aman tersebut akan meluas kembali; yakni ketika munculnya Imam Mahdi dan turunnya Nabi Isa alaihisallam (Asyraathus Saa’ah karya Yusuf bin Abdillah bin Yusuf Al Wabil).

Semoga bermanfaat.

Seputar tafsir juz ‘amma

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-2: Seri Tafsir Juz ‘Amma
Tahun ke-VIII/Januari/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

Seputar tafsir juz ‘amma

Mulai Januari 2024, kajian seri anak & keluarga yang sudah tujuh tahun berjalan (2016 – 2023) untuk sementara waktu diganti kajian tafsir juz ‘amma. Hal ini dikarenakan urgensi mempelajari Al Qur’an; dan diharapkan kajian ini dapat semakin mendekatkan kita dengan Al Qur’an di kehidupan sehari-hari.

Secara istilah, tafsir Al Qur’an adalah Ilmu yang mempelajari makna Al Qur’an beserta adab implementasinya (Al Burhan fi ‘Ulumul Qur`an karya Az Zarkasyi). Di antara manfaat mempelajari tafsir:

Pertama
Mendapatkan kemuliaan (pahala) karena mempelajari ayat-ayat Allah (Miftah Daris Sa’adah no.1/86 karya Ibnul Qayyim Al Jauziyyah).

Kedua
Meraih kesempurnaan (kebahagiaan) hidup dunia dan akhirat (Jami’ Al Bayan fi Ta’wil Al Qur’an karya Ath Thabari).

Dalam seri ini akan dimulai dengan tafsir juz ‘amma. Dinamakan juz ‘amma karena juz ini dimulai dari surat ‘amma yatasa’alun, walaupun nama surat ini dikenal dengan An Naba’.

Bahkan, juz ‘amma atau juz ke-30, merupakan juz yang sangat penting mengingat berisi surat-surat yang banyak dihafal serta sering dibaca para imam di masjid. Surat-surat tersebut kebanyakannya adalah surat makiyyah; yaitu surat yang diturunkan Allah sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah.

Oleh karena itu, kebanyakan kandungan surat-surat di juz ‘amma membahas aqidah dan iman. Dua hal tersebut adalah fondasi utama dalam membangun pribadi Muslim yang tangguh serta mampu istiqamah.

Pembahasan dari setiap surat atau ayat akan dimulai di edisi selanjutnya, Insya Allah.

As Salam

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-1: Seri Aqidah Nama & Sifat Allah
Tahun ke-VIII/Januari/2024
Program “Go Islamic”
FIKES UNIMMA

As Salam

Salah satu nama dan sifat Allah adalah As Salam yaitu terbebas dari perbuatan sia sia, kezhaliman, kecurangan, cacat, dan kekurangan lainnya (Tafsir Al Qur’an Al Adzim no.4/439 karya Ibnu Katsir; QS. Al Hasyr ayat 23 dan QS Al An’am ayat 127). Secara ringkas dapat disampaikan bahwa semua perbuatan Allah (takdir) adalah tepat, tidak ada kekeliruan dan sudah sesuai kebijaksanaanNya.

Terdapat dua faedah menarik dari kata As Salam, di antaranya:

Pertama
Setiap mukmin diperintahkan ridha (rela menerima) terhadap takdir; karena setiap takdir sudah sesuai dengan kadar keimanan seorang Mukmin. Ia tidak akan pernah salah, berkurang porsinya, apalagi tertukar.

Kedua
Diperbolehkan mendoakan orang lain dengan kata As Salam; sebagaimana kita sering mengucapkan “Assalamualaikum”. Dengan ucapan itu, kita berharap agar orang yang menerima salam akan terbebas dari hal-hal kurang menyenangkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Semoga bermanfaat.