Dr. Thomas Glück, Editor, New England Journal of Medicine (NEJM) Journal Watch Infectious Disease, memberikan penjelasan menarik seputar kasus Corona Virus Disease-19 (Covid-19) di antaranya:

Sebuah penelitian Di China (Guan et al., 2020) yang melibatkan 1590 pasien positif Covid-19 menyimpulkan bahwa gejala yang sering dijumpai responden tersebut adalah demam (88 %), batuk kering (70%), dan rasa lelah (43%). Rata-rata waktu inkubasi (virus masuk ke tubuh hingga menimbulkan gejala) adalah 4 hari.

Dari responden yang diikutkan dalam penelitian, sejumlah 16 % pasien mengalami pneumonia berat. Di samping itu, juga dilaporkan adanya penyakit penyerta, yaitu: hipertensi (17%), diabetes (8%), penyakit jantung (4%), stroke (2%), penyakit paru obstruktif kronik (2%), gagal ginjal kronis (1%), dan kanker (1%).

Dr. Thomas Glück juga menekankan bahwa, ketika terinfeksi Covid-19, pasien yang memiliki satu penyakit penyerta akan mengalami kondisi yang cukup kritis dengan gejala: nafas pendek atau sulit bernafas, mual atau muntah, hasil pemeriksaan dada dan CT scan yang abnormal.

Dengan ungkapan lain bahwa, adanya penyakit penyerta, akan turut menentukan prognosis (perkiraan hasil akhir dari sebuah penyakit) dari si pasien tadi. Maksudnya, pasien dengan satu penyakit penyerta akan memiliki prognosis yang buruk atau memiliki kecenderungan meninggal dunia jika kurang mendapatkan tatalaksana yang komprehensif. Akan lebih buruk lagi prognosisnya, ketika si pasien memiliki lebih dari satu penyakit penyerta.

Implementasi dalam kehidupan sehari-hari:

Pertama

Kebanyakan pasien positif Covid-19 memiliki gejala demam, batuk kering, dan badan lelah secara fisik.

Kedua

Paru-paru menjadi salah satu target virus Covid-19 yang akan mengakibatkan Pneumonia, yaitu sejenis infeksi sehingga organ paru-paru (lebih tepatnya di alveoli) akan mengalami peradangan yang disertai cairan atau nanah. Kondisi ini akan membuat proses pertukaran oksigen dan karbondioksida menjadi terhambat. Akibatnya, pasien akan menjadi sulit bernafas atau minimal, nafasnya menjadi pendek.

Ketiga

Jagalah kesehatan sejak dini. Maksudnya, berusahalah semaksimal mungkin untuk menghindari faktor-faktor yang dapat memicu penyakit hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif menahun, gagal ginjal dan kanker.

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Dr. Thomas Glück, bahwa sederetan penyakit tersebut akan memperburuk kondisi fisik seseorang ketika terinfeksi sesuatu, misalnya virus.

Akhirnya sebagai kesimpulan, ketika wabah korona sudah berlalu, nampaknya akan ada pekerjaan besar menanti bagi seluruh masyarakat beserta tenaga kesehatan untuk bekerja keras menurunkan prevalensi serta mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang masuk dalam kategori penyakit penyerta di atas.

Referensi:

Glück, T. (2020). Association of Comorbidities with COVID-19 Outcomes. Retrieved from https://www.jwatch.org/na51250/2020/04/01/association-comorbidities-with-covid-19-outcomes (Accessed 06 April 2020)

Guan, W. J., Liang, W. H., Zhao, Y., Liang, H. R., Chen, Z. S., Li, Y. M., Liu, X. Q., Chen, R. C., Tang, C. L., Wang, T., Ou, C. Q., Li, L., Chen, P. Y., Sang, L., Wang, W., Li, J. F., Li, C. C., Ou, L. M., Cheng, B., Xiong, S., … China Medical Treatment Expert Group for Covid-19 (2020). Comorbidity and its impact on 1590 patients with Covid-19 in China: A Nationwide Analysis. The European respiratory journal, 2000547. Advance online publication. https://doi.org/10.1183/13993003.00547-2020

*Doctoral Candidate in Nursing, International Program, Mahidol University, Thailand

*Awardee Beasiswa LPDP Kementerian Keuangan RI Tahun 2016, Program Doktor Luar Negeri

*Dosen Keperawatan, FIKES UMMagelang

Emails: adisubrata@ummgl.ac.id / adiy_subrata@yahoo.co.id

ORCID: https://orcid.org/0000-0003-2156-3374