Tanda Hari Kiamat (24): Maraknya pembunuhan

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-3: Seri Tanda Hari Kiamat
Edisi Juni 2025
FIKES UNIMMA

Tanda Hari Kiamat (24): Maraknya pembunuhan

Nabi telah menyampaikan bahwa di antara tanda semakin dekatnya Hari Kiamat adalah semakin banyaknya kasus pembunuhan dimana-mana (HR. Muslim no. 2908, Shahih).

Apa yang beliau sampaikan benar-benar nyata terjadi saat ini. Bahkan hampir setiap hari kasus-kasus tersebut menjadi liputan berita. Fenomena ini menunjukkan bahwa semakin mendekati Hari Kiamat, kemampuan manusia dalam mengendalikan emosi semakin berkurang.

Pemicunya biasanya dari konflik sehari-hari misalnya asmara, warisan, jabatan, politik, hingga dendam. Atau bahkan masalah sepele lainnya misalnya saling ejek, tidak dibelikan sesuatu, dan sebagainya. Hal-hal tersebut memicu kemarahan sesaat, perilaku agresif verbal dan fisik yang kemudian berakhir dengan pembunuhan.

Oleh karena itu, Islam menekankan pentingnya menjadi “seorang Muslim yang stabil emosinya”, sebagai upaya preventif terhadap perilaku yang merugikan orang lain.

Tidak hanya itu saja, beragam edukasi kesehatan jiwa atau mental yang berkaitan dengan pengendalian diri nampaknya sudah menjadi kebutuhan wajib di waktu-waktu ini.

Semoga Allah menjaga kita semuanya, Aamiin.

Tafsir Surat Al Maa’uun

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-2: Seri Tafsir Juz ‘Amma
Edisi Juni 2025
FIKES UNIMMA

Tafsir Surat Al Maa’uun

Berikut beberapa penjelasan Tafsir surat tersebut:

Pertama
Surat ini menegaskan akan wajibnya meyakini hari pembalasan di akhirat. Hari tersebut nyata adanya, tinggal menunggu waktu saja. Di hari tersebut, perbuatan baik di dunia akan mendapatkan balasan yang serupa atau lebih. Begitu sebaliknya (Tafsir Li Yaddabbaru Ayatih oleh Umar bin Abdullah Al Muqbil).

Tidak cukup hanya diyakini, namun harus ada aksi nyata untuk menyelamatkan kehidupan akhirat kita nanti.

Kedua
Pentingnya memiliki adab ketika menolak memberi kepada peminta-minta (Tafsir Al Mukhtashar oleh Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram).

Memberi atau sedekah adalah hal yang disyariatkan. Namun di zaman sekarang ini, kita harus bisa memilih mana yang layak diberi dan mana yang tidak semestinya diberi.

Jika ingin memberi, berilah sesuatu yang memang itu layak dijadikan pemberian. Namun jika ingin menolak, maka tolaklah dengan etika verbal dan non verbal yang baik.

Ketiga
Surat ini menegaskan akan pentingnya serius dalam menjalankan shalat wajib, baik itu niatnya, waktunya, tata caranya, rukun, atau syarat sahnya (Tafsir Al Madinah Al Munawwarah oleh Dr. Imad Zuhair Hafidz).

Baiknya shalat merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki baiknya kehidupan akhirat. Karena shalat menjadi amal yang pertama kali dimintai pertanggung jawaban di akhirat. Jika baik shalatnya, maka semoga baik pula amal-amal yang lainnya.

Semoga bermanfaat.

Ketika ‘Ied di hari Jumat

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-1: Spesial Idul Adha
Edisi Juni 2025
FIKES UNIMMA

Ketika ‘Ied di hari Jumat

Terdapat beberapa pandangan menarik ketika hari ‘Ied (Idul Adha, misalnya) berbarengan dengan Hari Jumat:

Pertama
Seorang laki-laki Muslim yang telah shalat ‘Ied, maka boleh tidak Jumatan (HR. Abu Daud no.1073, Al Hakim 1064. Shahih). Namun tetap wajib, Zhuhuran.

Kedua
Yang tidak shalat ‘Ied, maka wajib Jumatan (HR. Abu Daud no.1073, Al Hakim 1064. Shahih).

Ketiga
Yang tidak shalat ‘Ied dan tidak Jumatan, maka tetap wajib Zhuhuran (HR. Abu Daud no.1071, Shahih).

Keempat
Yang tidak boleh sama sekali adalah tidak shalat ‘Ied, tidak Jumatan dan tidak Zhuhuran.

Namun bagi sebagian orang, tidak jumatan adalah hal yang mungkin agak gimana gitu. Meski mereka paginya sudah shalat ‘Iedul Adha.

Oleh sebab itu, jika dikuatirkan muncul fitnah ditengah keluarga atau masyarakat, maka Jumatan saja akan lebih baik. Toh, itu bukan hal yang berat karena sudah menjadi rutinitas setiap pekan.

Semoga bermanfaat.

Nyaris saja…

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-5: Suplemen
Edisi Mei 2025
FIKES UNIMMA

Nyaris saja…

Kurang lebih tujuh hari lagi kita akan merayakan Idul Adha. Hari raya ini menyimpan banyak sesuatu yang berharga bagi setiap Muslim.

Salah satunya adalah kepatuhan dan kecintaan yang luar biasa dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail alaihimusallam kepada Allah. Sebagaimana diabadikan dalam QS. Ash Shaffat ayat 102:

Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku sedang menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Beberapa saat kemudian Nabi Ibrahim sudah siap untuk menyembelih Nabi Ismail (anaknya), tiba-tiba saja Allah memerintahkan untuk menghentikan perbuatan itu dengan turunnya QS. Ash Shaffat ayat 107:

“Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

Nyari saja…

Jika Allah tidak menurunkan QS. As-Shaffat ayat 107, mungkin hari ini akan menjadi lain lagi ceritanya.

Semoga Allah subhaanahu wa ta’ala melapangkan hati dan rezeki kita untuk berkurban, Aamiin.

Kepribadian Seorang Muslim (13): Tidak mudah iri

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-3: Seri Kepribadian Seorang Muslim
Edisi Mei 2025
FIKES UNIMMA

Kepribadian Seorang Muslim (13): Tidak mudah iri

“Jika Allah memberikan nikmat pada saudaramu, lantas engkau benci, atau engkau malah suka nikmat tersebut hilang, itu jelas tidak diperbolehkan” (‘Umdah Al-Qari Syarh Shahih Bukhari no.2:87 karya Badr Ad-Din Al Aini).

Secara singkat, ucapan tersebut merupakan wejangan akan pentingnya mengendalikan hati agar tidak lepas kendali (iri) dengan nikmat orang lain.

Terdapat beberapa perspektif menarik seputar iri yang mungkin bisa kita jadikan referensi:

Pertama
Rezeki yang orang lain dapatkan belum tentu baik dan cocok untuk kita. Boleh jadi Allah menakarnya tidak sama antara kita dengan orang lain dengan tujuan kebaikan yang mungkin akan kita pahami di kemudian hari.

Kedua
Hasad atau iri memiliki impact factor tinggi (sangat berdampak) di kehidupan sehari-hari. Misalnya, orang yang iri biasanya akan menunjukkan sikap, perkataan, atau perbuatan yang mengindikasikan ketidaksukaan terhadap nikmat orang lain. Bahkan ia akan berusaha menjauhkan orang yang dia benci dengan orang lain melalui menyebut kejelekan atau memprovokasi untuk membencinya.

Perasaan iri hati pada dasarnya tidak hanya sampai di pikiran semata, tapi juga bisa terwujud melalui tindakan seperti di atas. Itulah kenapa Nabi melarang iri.

Ketiga
Sebesar apapun rasa iri, hal itu tidak akan mengurangi atau menghilangkan nikmat Allah pada orang lain.

Oleh karena itu, jangan terlalu diambil pusing atas capaian orang lain. Adakalanya cuek dalam hal-hal seperti itu. Karena terkadang, berlebihan memperhatikan nikmat orang lain akan berujung membandingkan nikmat dan umumnya berakhir kurang baik (semakin iri).

Jika memang ingin membandingkan nikmat, maka dengan diri sendiri saja 10 tahun atau beberapa tahun lalu. Karena satu-satunya orang yang “aman” untuk dibanding-bandingkan nikmatnya ya diri kita sendiri. Mungkin versi sekarang berbeda dengan yang dulu. Mungkin tambah ini itu dan lain sebagainya.

Keempat
Segala bentuk nikmat yang orang lain dapatkan adalah kebaikan. Kita tidak pernah tahu bagaimana ia berjuang pagi siang malam untuk memperolehnya. Oleh sebab itu, supaya tidak muncul iri, cara pandang kita terhadap nikmat orang lain harus diperbaiki.

Kelima
“Grass is always greener on the other side”.

Ungkapan ini menggambarkan kecenderungan seseorang untuk merasa bahwa keadaan, situasi, atau kehidupan orang lain tampak lebih baik, lebih menarik, atau lebih menguntungkan dibandingkan apa yang dimilikinya. Namun nyatanya, hal tersebut seringkali tidak sepenuhnya benar.

Keenam
Rasa iri muncul biasanya karena mungkin di dalam hati kita sedang ada ketidaknyamanan dan ketidakjelasan tentang diri kita sendiri atau dengan kehidupan orang lain.

Sebenarnya, kalau kehidupan kita sedang mandali (aman terkendali), Insyaallah hati kita akan netral dengan nikmat orang lain. Bahkan ikut senang dengan capaian mereka. Namun ketika sedang ngga beres, akan menjadi lain lagi ceritanya.

Ketujuh
Hidup ini bukan sebuah kompetisi untuk menjadi yang ter-titik titik. Kita tidak perlu berlomba-lomba dalam hal yang tidak penting untuk urusan dunia atau akhirat kita. Hal ini supaya tidak muncul iri.

Alhasil…

Rezeki sudah menjadi ketetapan Allah. Namun, menjadi kaya atau miskin adalah pilihan seorang Muslim. Ukuran kaya tidak selalu banyak harta dan ukuran miskin tidak selalu kurang harta. Karena ada banyak orang yang sudah punya apa-apa tapi masih saja selalu merasa kekurangan.

Ada orang yang sangat kaya namun….Ada orang yang hidupnya kecukupan, namun….Ada banyak “namun” yang pada akhirnya semakin menyadarkan kita akan pentingnya berterimakasih atas semua nikmat sehingga terhindar dari iri.

Ungkapan “Iri tanda tak mampu” mungkin ada benarnya juga, yaitu “…tak mampu bersyukur”.

Semoga Allah menghindarkan kita dari rasa iri kepada orang lain pada hari ini dan seterusnya, Aamiin.

Tanda Hari Kiamat (23): Berlomba meninggikan bangunan

Kajian Online Pekanan
Pekan ke-3: Seri Tanda Hari Kiamat
Edisi Mei 2025
FIKES UNIMMA

Tanda Hari Kiamat (23): Berlomba meninggikan bangunan

Salah satu tanda semakin dekatnya Hari Kiamat adalah mulai banyaknya manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan (HR. Muslim no.I/158, Shahih).

Dalam hadits tersebut, Nabi mengisyaratkan secara khusus tentang perubahan besar yang akan dialami oleh bangsa-bangsa Arab (HR. Ahmad no. IV/332-334, no. 2926, Shahih).

Dahulu, banyak dari mereka yang hidup sebagai penggembala kambing dan memiliki kondisi ekonomi yang sederhana. Namun, kemudian mereka menemukan sumber daya alam yang melimpah, seperti minyak, yang akhirnya menjadi sumber ekonomi utama mereka. Hal ini menyebabkan mereka mengalami perubahan signifikan dalam waktu singkat, dari kondisi ekonomi yang kurang menjadi salah satu bangsa terkaya di dunia.

Jika kita lihat saat ini, kebenaran hadits tersebut terbukti dengan mulai banyaknya Gedung tinggi (Skycraper) di negara-negara Arab. Sebagai contoh, Burj Khalifa di Dubai menjadi yang tertinggi yaitu 828 meter.

https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_tallest_structures_in_the_Middle_East

Namun, baru-baru ini Saudi Arabia juga sedang membangun Gedung yang direncanakan akan lebih tinggi dari Burj Khalifa yaitu Jeddah Tower dengan tinggi estimasi lebih dari 1000 meter.

https://skyscraper.org/supertall/jeddah-tower/

Namun yang perlu digaris bawahi, bahwa tidak semua tanda kiamat itu buruk. Tanda kiamat bermacam jenisnya ada yang baik, buruk, dan tidak ada kaitannya dengan baik dan buruk. Tanda kiamat fungsinya hanya sebagai tanda. Tidak otomatis semuanya buruk atau terlarang (Al Minhaj Syarah Shahih Muslim no. 1/159 karya An Nawawi).

Semoga segala kemegahan yang dimiliki oleh sebagian Kaum Muslimin tidak melalaikan mereka dari menjaga Hak Allah dan Hak Manusia, Aamiin.