Sep 17, 2022
FIKES UNIMMA telah mengadakan kegiatan sumpah Pra Ners yang dilaksanakan pada tanggal 16 September 2022. Kegiatan ini diawali dengan outbond dari mentari outbond untuk menjaga hubungan dengan semuanya, baik antara dosen dengan mahasiswa. Saat prosesi sumpah berlangsung, Kaprodi Ners yaitu Ns. Priyo, M.Kep menyampaikan bahwa jangan melupakan visi misi prodi yaitu islami, inovatif dan unggul dalam terapi komplementer saat menjalani praktek di Rumah Sakit. Sementara itu Dekan FIKES, Dr. Heni Setyowati Esti Rahayu, S.Kp., M.Kes menyampaikan selain visi misi tersebut mahasiswa juga diharapkan mampu menjaga dan mengoptimalkan pengetahuan, atitude dan ketrampilan.
Jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini sejumlah 100 yang terdiri dari 58 mahasiswa reguler dan 42 kelas transfer. Nanti mereka akan praktik di rumah sakit antara lain RSJ, RSUD Muntilan, RSU Temanggung, RSJ, RS lestari rahardja, RS Harapan, Puskesmas dan juga komunitas.
Sep 16, 2022
Bulan September 2022 menjadi bulan yang sangat padat bagi FIKES UNIMMA. Banyak kegiatan telah dilaksanakan guna implementasi visi dan misi fakultas. Salah satu kegiatan tersebut adalah penandatanganan MoA dan Apersepsi Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bersama mitra dunia usaha dunia industri dan dunia kerja (DUDIKA). Demikian yang telah disampaikan oleh Dr. Heni Setyowati Esti Rahayu, S.Kp., M.Kes. Kegiatan yang dilaksanakan pada kamis 16 September 2022 di Hotel Grand Artos, Magelang ini mengundang beberapa stakeholder yaitu PT Capung Indah Abadi, PT Swayasa Prakarsa, CV Herbal Indo Utama Magelang, CV Naturonal Creatama, Apotek Kawatan, Apotek Sultan Agung, Apotek Sehati, Apotek Berkat Sehat dan Apotek Karunia.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan link and match antara lulusan Program Studi S1 Farmasi dengan DUDIKA, ungkap Dr. Apt. Prasojo Pribadi, M.Sc, Ketua Prodi S1 Farmasi. Disamping itu, even ini sebagai bentuk implementasi Program Hibah Akselerasi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi yang Inovatif Adaptif dan Kolaboratif, Bekerjasama dengan Mitra Menuju Center of Excellent.
FIKES UNIMMA berharap bahwa kegiatan ini juga sebagai media untuk pengembangan kompetensi lulusan farmasi serta membuka lahan pekerjaan baru.
Jun 7, 2022
Dalam beberapa tahun belakangan ini, dunia digemparkan oleh kemunculan virus baru yang disebut dengan COVID-19. Virus ini sampai sekarang belum bisa dikendalikan sepenuhnya persebarannya. Virus ini menyerang saluran pernapasan manusia. Penyebab virus ini adalah novel coronavirus. Persebaran virus yang sangat cepat mengakibatkan terjadinya pandemi di seluruh dunia. Dampak dari COVID-19 dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak sedikit orang yang merasa tertekan dan stres akibat perubahan yang terjadi secara mendadak. Hal ini mempengaruhi kesehatan mental individu. Pengendalian stres yang salah maupun yang tidak diperhatikan dengan baik
akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Bukanlah tindakan yang tepat dengan mengabaikan stres yang muncul. Stres dapat mengakibatkan gangguan pada imunitas seseorang. Manajemen stres yang baik sangat diperlukan untuk mengendalikan stres yang terjadi. Berikut disampaikan beberapa tips untuk mengendalikan stress selama pandemi:
1) Olahraga. Aktivitas fisik diperlukan untuk membakar kalori dalam tubuh dan juga mengurangi stres. Saat individu tersebut melakukan olahraga maka peredaran darah akan lancar dan mengurangi ketegangan di tubuh sehingga pikiran akan lebih rileks.
2) Melakukan teknik relaksasi. Teknik ini mampu membantu individu menikmati waktunya sendiri dan melatih fokus. Caranya adalah dengan menarik napas dalam-dalam, dan membayangkan hal yang membuat tenang. Walaupun terlihat sepele, cara ini cukup baik dalam membuat individu merasa santai.
3) Memberikan support emosional. Dukungan yang diberikan oleh orang-orang disekitarnya dapat meningkatkan semangat pasien untuk sembuh dan perlahan melupakan penyakitnya.
4) Pemberian aromaterapi. Aromaterapi yang menenangkan dapat membantu pasien untuk santai dan rileks dalam menjalani harinya. Contoh aroma yang disarankan adalah aroma vanilla, lavender, chamomile, mawar, dan melati.
5) Mindfulness terapi. Terapi ini dilakukan untuk mengurangi stres atau tekanan yang berfokus ke dalam diri. Dengan terapi ini orang akan diajarkan untuk mengubah sikap berdasarkan bagaimana cara individu berfikir.
6) Melakukan hobi. Hobi setiap orang akan berbeda-beda tergantung apa yang mereka sukai. Dengan mengerjakan hobi tersebut, individu perlahan-lahan akan sedikit melupakan hal yang membuat mereka stres.
7) Diet makanan sehat. Nutrisi yang tepat akan meningkatkan system imun tubuh dan meningkatkan mood seseorang.
8) Istirahat dengan cukup. Istirahat terbaik adalah dengan tidur yang cukup. Tidur selama7-8 jam akan membuat tubuh berfungsi dengan baik dan optimal.
9) Manajemen waktu. Pengaturan waktu yang baik akan memudahkan seseorang untuk melakukan setiap pekerjaan yang dimiliki sehingga jadwal yang dimiliki teratur.
10) Mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal yang tidak bisa ditinggalkan adalah komunikasi seseorang dengan Tuhan-nya. Dengan kedekatan yang baik manusia dengan penciptanya maka kan timbul ketenangan dalam diri seseorang.
*Artikel ini ditulis oleh Syifa’ul Husna (21.0603.0025), Mahasiswa Semester 2, S1 Ilmu Keperawatan
Jan 18, 2021
Di dunia hingga siang ini yaitu 31 Maret 2020 jam 11.24 siang, terhitung temuan kasus Covid-19 sebanyak 785.797 kasus positif, 37.816 pasien meninggal dunia (4.8 % dari total kasus), dan 165.607 pasien sembuh (21 % dari total kasus) (WHO, 2020-b; Worldometer, 2020).
Data tersebut menunjukkan bahwa level kewaspadaan terhadap kasus ini perlu ditingkatkan, dengan menempuh berbagai upaya yang realistis dan juga efektif yang datang dari seluruh elemen masyarakat. Bahkan, sebagian publikasi ilmiah terkini menyampaikan bahwa intervensi Covid-19 sudah mulai beralih dari patient-centered care menjadi community–centered care (Nacoti et al, 2020). Maksudnya, penanganan pandemik ini sudah difokuskan dan berbasis pada seluruh komponen yang ada masyarakat. Dengan kata lain, keberhasilan penanganan Covid-19, salah satunya ditentukan oleh seberapa tanggap masyarakat berespon terhadap situasi yang ada.
Hanya saja, di antara kelemahan community-centered care adalah dengan semakin meningkatnya temuan kasus positif Covid-19 ini, seringkali menjadi lahan empuk beredarnya berita-berita yang dipertanyakan kebenarannya. Oleh karena itu, untuk meluruskan banyak berita tersebut, World Health Organization (2020-a) secara resmi menyampaikan 14 fakta menarik seputar Covid-19, di antaranya:
Fakta 1: transmisi virus corona dapat terjadi baik di lingkungan panas atau lembab
Maksudnya, seorang yang tinggal di lingkungan panas atau lembab tetap berpotensi tertular. Cara yang terbaik untuk mencegah penularan tersebut adalah dengan rutin mencuci tangan dan menghindari menyentuh mulut, mata serta hidung.
Fakta 2: suhu yang dingin atau bahkan suhu salju tidak bisa membunuh virus corona
Maksudnya, WHO menegaskan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menjelaskan virus corona akan mati dalam suhu dingin.
Fakta 3: mandi dengan air hangat tidak akan mencegah penularan virus corona
Maksudnya, seorang yang telah mandi hangat tetap saja berpotensi tertular virus corona jika ia tidak menjaga kebersihan tangannya.
Fakta 4: penularan virus korona tidak akan terjadi melalui gigitan nyamuk
Maksudnya, tidak ada penelitian ilmiah yang membenarkan bahwa virus corona dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk. Karena virus ini memiliki target organ respirasi yang ditularkan melalui percikan droplet atau air ludah dari orang yang sudah terinfeksi, baik yang sudah menunjukkan gejala atau belum menunjukkan gejala.
Fakta 5: pengering tangan tidak efektif membunuh virus korona
Maksudnya, menggunakan pengering tangan saja tidak dapat membunuh virus korona. Namun, cuci tangan tetap harus dilakukan, setelah selesai baru boleh menggunakan pengering tangan seperti yang sering ada di beberapa toilet di supermarket atau hotel.
Fakta 6: desinfektan dalam bentuk penyinaran sinar ultraviolet sebaiknya tidak dilakukan
Maksudnya, penggunaan desinfektan jenis ini dapat membuat iritasi pada kulit sehingga perlu dihindari.
Fakta 7: alat deteksi suhu dan virus corona
Maksudnya, alat pendeteksi suhu (yang ada di bandara, misalnya) hanya sebatas mendeteksi suhu yang abnormal (panas, misalnya) yang disebabkan karena infeksi atau karena sebab lain. Namun, alat tersebut tidak bisa memastikan bahwa panas tubuh tersebut apakah karena virus corona atau tidak.
Fakta 8: alkohol, klorin dan penyemprot
Maksudnya, jika virus sudah memasuk ke tubuh, maka penyemprotan klorin atau alcohol atau desinfektan lain tidak bisa membunuh virus. Namun justru akan merusak mukosa atau organ seperti mata. Akan lebih berbahaya lagi, jika desinfektan tersebut sampai terhirup dan masuk ke paru-paru, karena akan pelan-pelan merusak organ pernafasan tersebut.
Jika tetap ingin menggunakan atau menyemprotkan desinfektan pada permukaan benda tertentu, sebaiknya tetap di bawah rekomendasi dan pengawasan pakar di bidangnya. Jangan membuat desinfektan sendiri tanpa mengetahui dosis bahan dan juga tanpa ditunjang dari referensi yang valid, karena hal ini justru malah akan membahayakan tubuh itu sendiri. Jadi, sebaiknya tetap berhati-hati dan bertanya kepada ahlinya sebelum membuat atau menggunakan desinfektan dari bahan apa saja.
Fakta 9: vaksin pneumonia tidak akan mengatasi virus corona
Maksudnya, meski virus corona menyebabkan pneumonia, penggunaan vaksin antipneumonia tidak akan memproteksi dari bahaya virus ini.
Fakta 10: rutin mencuci hidung dengan cairan normal saline (NaCl, misalnya) tidak memproteksi dari virus corona
Maksudnya, cairan NaCl tidak memiliki efektifitas mengatasi infeksi virus corona.
Fakta 11: makan bawang putih tidak dapat memproteksi dari virus corona
Maksudnya, bawang putih memiliki efektifitas membunuh bakteri. Hanya saja untuk membunuh virus corona, tidak ada penelitian ilmiah yang mendukung hal tersebut.
Fakta 12: virus corona dapat menyerang manusia di berbagai rentang umur
Maksudnya, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia memiliki peluang terinfeksi virus corona. Hanya saja, lansia dan seorang dengan kondisi medis tertentu (asma, penyakit jantung, dan diabetes) adalah kelompok yang sangat rawan tertular dan bahkan beresiko menyebabkan hal yang fatal (kematian, misalnya), sehingga WHO menyarankan kepada mereka untuk rutin melakukan cuci tangan.
Fakta 13: antibiotik tidak akan mengatasi infeksi virus corona
Maksudnya, antibiotik secara spesifik akan mengatasi infeksi karena bakteri. Sementara itu corona adalah salah satu jenis virus, sehingga penggunaan atau peresepan antibiotik seharusnya tidak dilakukan. Begitu juga peresepan antibiotik hanya berlandaskan kecurigaan atau dugaan saja, juga semestinya tidak dilakukan. Pembuktian klinis sangat diperlukan sebelum pemberian antibiotik, khususnya pada penyakit yang berhubungan dengan organ sistem pernafasan.
Fakta 14: belum ada obat khusus untuk mengatasi virus corona secara langsung
Maksudnya, sejauh ini terapi untuk pasien yang mengalami virus korona hanya sebatas simptomatik. Artinya, terapi diberikan berdasarkan gejala. Jika panas diberikan antipiretik, jika pasien mengalami sesak nafas diberikan alat bantu nafas dan lain sebagainya. Namun kabar baiknya, WHO kini tengah memfasilitasi pembuatan vaksin anti virus korona.
Kesimpulannya, meskipun telah banyak berita tentang Covid-19 yang lalu lalang di media, kita harus tetap cerdas dalam menyaring berita tersebut. Tetap kroscek dengan literature terkini atau dari lembaga International yang kredibel menangani kasus Covid-19. Di samping itu, kita juga semestinya tidak membagikan informasi tentang Covid-19, dimana kita sama sekali tidak mengetahui kebenarannya, sehingga malah berpotensi menjadi kontra produktif di tengah-tengah masyarakat.
Referensi:
World Health Organization. (2020-a). Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public: Myth busters. Retrieved from https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters (Accessed 31 March 2020)
World Health Organization. (2020-b). Coronavirus disease (COVID-19) Pandemic. Retrieved from https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019 (Accessed 31 March 2020)
Worldometer. (2020). COVID-19 CORONAVIRUS PANDEMIC. Retrieved from https://www.worldometers.info/coronavirus/ (Accessed 31 March 2020)
Nacoti, M., Ciocca, A., Giupponi, A., Brambillasca, P., Lussana, F., Pisano, M., . . . Montaguti, C. (2020). At the Epicenter of the Covid-19 Pandemic and Humanitarian Crises in Italy: Changing Perspectives on Preparation and Mitigation. Catalyst non-issue content, 1(2). doi:10.1056/CAT.20.0080
*Doctoral Candidate in Nursing, International Program, Mahidol University, Thailand
*Awardee Beasiswa LPDP Kementerian Keuangan RI Tahun 2016, Program Doktor Luar Negeri
*Dosen Keperawatan, FIKES UMMagelang
Emails: [email protected] / [email protected]
ORCID: https://orcid.org/0000-0003-2156-3374
Jan 18, 2021
Dr. Thomas Glück, Editor, New England Journal of Medicine (NEJM) Journal Watch Infectious Disease, memberikan penjelasan menarik seputar kasus Corona Virus Disease-19 (Covid-19) di antaranya:
Sebuah penelitian Di China (Guan et al., 2020) yang melibatkan 1590 pasien positif Covid-19 menyimpulkan bahwa gejala yang sering dijumpai responden tersebut adalah demam (88 %), batuk kering (70%), dan rasa lelah (43%). Rata-rata waktu inkubasi (virus masuk ke tubuh hingga menimbulkan gejala) adalah 4 hari.
Dari responden yang diikutkan dalam penelitian, sejumlah 16 % pasien mengalami pneumonia berat. Di samping itu, juga dilaporkan adanya penyakit penyerta, yaitu: hipertensi (17%), diabetes (8%), penyakit jantung (4%), stroke (2%), penyakit paru obstruktif kronik (2%), gagal ginjal kronis (1%), dan kanker (1%).
Dr. Thomas Glück juga menekankan bahwa, ketika terinfeksi Covid-19, pasien yang memiliki satu penyakit penyerta akan mengalami kondisi yang cukup kritis dengan gejala: nafas pendek atau sulit bernafas, mual atau muntah, hasil pemeriksaan dada dan CT scan yang abnormal.
Dengan ungkapan lain bahwa, adanya penyakit penyerta, akan turut menentukan prognosis (perkiraan hasil akhir dari sebuah penyakit) dari si pasien tadi. Maksudnya, pasien dengan satu penyakit penyerta akan memiliki prognosis yang buruk atau memiliki kecenderungan meninggal dunia jika kurang mendapatkan tatalaksana yang komprehensif. Akan lebih buruk lagi prognosisnya, ketika si pasien memiliki lebih dari satu penyakit penyerta.
Implementasi dalam kehidupan sehari-hari:
Pertama
Kebanyakan pasien positif Covid-19 memiliki gejala demam, batuk kering, dan badan lelah secara fisik.
Kedua
Paru-paru menjadi salah satu target virus Covid-19 yang akan mengakibatkan Pneumonia, yaitu sejenis infeksi sehingga organ paru-paru (lebih tepatnya di alveoli) akan mengalami peradangan yang disertai cairan atau nanah. Kondisi ini akan membuat proses pertukaran oksigen dan karbondioksida menjadi terhambat. Akibatnya, pasien akan menjadi sulit bernafas atau minimal, nafasnya menjadi pendek.
Ketiga
Jagalah kesehatan sejak dini. Maksudnya, berusahalah semaksimal mungkin untuk menghindari faktor-faktor yang dapat memicu penyakit hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif menahun, gagal ginjal dan kanker.
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Dr. Thomas Glück, bahwa sederetan penyakit tersebut akan memperburuk kondisi fisik seseorang ketika terinfeksi sesuatu, misalnya virus.
Akhirnya sebagai kesimpulan, ketika wabah korona sudah berlalu, nampaknya akan ada pekerjaan besar menanti bagi seluruh masyarakat beserta tenaga kesehatan untuk bekerja keras menurunkan prevalensi serta mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang masuk dalam kategori penyakit penyerta di atas.
Referensi:
Glück, T. (2020). Association of Comorbidities with COVID-19 Outcomes. Retrieved from https://www.jwatch.org/na51250/2020/04/01/association-comorbidities-with-covid-19-outcomes (Accessed 06 April 2020)
Guan, W. J., Liang, W. H., Zhao, Y., Liang, H. R., Chen, Z. S., Li, Y. M., Liu, X. Q., Chen, R. C., Tang, C. L., Wang, T., Ou, C. Q., Li, L., Chen, P. Y., Sang, L., Wang, W., Li, J. F., Li, C. C., Ou, L. M., Cheng, B., Xiong, S., … China Medical Treatment Expert Group for Covid-19 (2020). Comorbidity and its impact on 1590 patients with Covid-19 in China: A Nationwide Analysis. The European respiratory journal, 2000547. Advance online publication. https://doi.org/10.1183/13993003.00547-2020
*Doctoral Candidate in Nursing, International Program, Mahidol University, Thailand
*Awardee Beasiswa LPDP Kementerian Keuangan RI Tahun 2016, Program Doktor Luar Negeri
*Dosen Keperawatan, FIKES UMMagelang
Emails: [email protected] / [email protected]
ORCID: https://orcid.org/0000-0003-2156-3374
Recent Comments