Mahasiswa Keperawatan (D3) Mendapatkan Rekognisi KTI Tahun 2024

Matching Fund (MF) merupakan dana padanan yang diberikan kepada perguruan tinggi dan industri yang berkolaborasi dalam pengembangan inovasi melalui platform Kedaireka. Program ini telah dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) sejak tahun 2021. Tim Ahli Matching Fund Kedaireka menyampaikan bahwa program ini dibuat tidak hanya untuk menghilirisasi inovasi dari perguruan tinggi, tetapi juga untuk menghuluisasi masalah yang ditemukan di dunia nyata untuk diteliti dan ditemukan jawabannya. Program Matching Fund-Kedaireka telah berkontribusi dalam mempercepat proses hilirisasi hasil riset dan inovasi insan perguruan tinggi ke dunia industri.

Dalam rangka meningkatkan pengalaman mahasiswa dalam penelitian, beberapa dosen keperawatan FIKES melibatkan mahasiswa dalam penelitian MF tersebut. Atas keterlibatannya tersebut sejumlah dua mahasiswa mendapatkan rekognisi Karya Tulis Ilmiah yaitu Hervina Isnanti dengan judul KTI dengan judul “Komersialisasi Salep KATRINA sebagai obat topikal luka bakar (Burn Minor) berbasis madu manuka dan daun kersen (MUntingla Calabura L)” dan telah menyelesaikan Rekognisi Karya Tulis Ilmiah Prodi Keperawatan (D-3) Tahun 2024. Kemudian, Shella Oktavia C , Penelitian Hibah P2VUPT (Penelitian Produk Vokasi Perguruan Tinggi) tahun 2022 dengan judul “Pengembangan Salep Kombinasi Madu Manuka dan Daun Kersen (Muntingia Calabura L.)” Sebagai Obat Luka Bakar. Adapun dosen yang terlibat dalam penelitian tersebut adalah Ns. Estrin Handayani, MAN, Ns. Eka Sakti Wahyuningtyas, M.Kep dan apt. Ratna Wijayatri, M.Sc. Sementara itu, dalam ujian sidang hasil, ada dua dosen yang menguji yaitu Puguh Widiyanto, S.Kp, M.Kep (WR 1 UNIMMA) dan Ns. Priyo, M.Kep (Kaprodi Ners).

Semoga rekognisi tersebut dapat semakin meningkatkan prestasi mahasiswa, khususnya dalam bidang kolaborasi riset dengan dosen.

FIKES Mengadakan Workshop Tiga Hari Tentang RPS, Modul dan Buku Ajar Tahun 2024

Perguruan Tinggi dalam menyusun kurikulum pendidikan menetapkan adanya Standar Nasional Pendidikan di samping Standar Nasional Penelitian dan Standar Nasional Pengabdian pada Masyarakat. Dalam Standar Nasional Pendidikan terdapat Standar proses pembelajaran, yang termasuk bagian kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran program studi guna memperoleh Capaian Pembelajaran lulusan (sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia atau KKNI) yang merupakan internalisasi sikap, pengetahuan (penguasaan pengetahuan) dan keterampilan (baik keterampilan umum maupun keterampilan khusus).

Dalam mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya RPS (Rencana Pembejalaran Semester), Modul ajar dan buku ajar. Secara konsep, RPS adalah dokumen perencanaan proses belajar mengajar yang dirancang sebagai panduan bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan selama satu semester untuk mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. Sementara itu, modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Buku ajar adalah buku yang digunakan untuk kegiatan belajar mata kuliah yang disusun oleh dosen atau tim dosen pengampu mata kuliah tersebut sesuai dengan bidang ilmunya, serta diterbitkan secara resmi atau ber-ISBN.

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang mengadakan workshop penyusunan RPS, modul ajar dan buku ajar selama tiga hari yaitu 5 – 7 Februari 2024 secara luring di ruang sidang FIKES. Pada hari pertama, paparan materi dari Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP UNIMMA) oleh Dr. Galih Istiningsih, S.Pd., M.Pd dan Dr. Dhuta Sukmarani, S.Si., M.Si, kemudian disusulkan dengan penyusunan RPS, modul ajar dan buku ajar. Sementara itu untuk hari kedua dan ketiga, kegiatan masih dilanjutkan dengan penyusunan RPS, modul dan buku ajar per mata kuliah dan evaluasi.

Dekan FIKES, Dr. Heni Setyowati Esti Rahayu, S.Kp, M.Kes menyampaikan bahwa dengan adanya workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kepada mahasiswa serta dapat meningkatkan produktifitas dosen keperawatan dalam menulis buku ajar.

 

Sumarno Adi Subrata, PhD (Dosen Keperawatan D3) raih penghargaan di Journal of Wound Care Awards 2024 di UK

Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) terus memantapkan diri menjadi perguruan tinggi yang unggul dengan menorehkan berbagai prestasi. Kali ini, Ns. Sumarno Adi Subrata, M.Kep., Ph.D, dosen D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UNIMMA memperoleh penghargaan dari JWC Award 2024 di United Kingdom (UK) dalam kategori capaian riset dan publikasi di Pressure Ulcer Care.

Event tahunan yang diselenggarakan oleh Journal of Wound Care tersebut termasuk salah satu jurnal internasional bereputasi dan terindeks Scopus Q2 dan khusus mempublikasikan penelitian di bidang keperawatan luka.

Adi mengatakan, dalam JWC Award, panitia akan melakukan seleksi terhadap para peneliti di bidang perawatan luka dan akan memberikan nominasi kepada peserta dengan capaian yang outstanding. “Penilaian dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu novelti riset atau original thinking, dampak ke populasi di wound care dan bukti capaian riset yang berupa publikasi internasional di jurnal yang reputable,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan, strategi yang ditempuhnya selama ini selain dengan melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil riset bidang perawatan luka di jurnal yang reputable dan terindeks Scopus, yaitu dengan mempromosikan hasil riset di beberapa academic social media seperti Linkedin dan ResearchGate. “Hal lain yang juga penting adalah membangun networking dan komunikasi yang baik dengan peneliti di luar negeri, contohnya fast response dalam membalas email, melakukan kerjasama di bidang penelitian, sebagaimana yang pernah saya lakukan yaitu kolaborari riset dengan Wound Market Consulting dari UK,” tuturnya.

Adapun seluruh pemenang akan diundang dalam acara Journal of Wound Care Conference di Imperial War Museum, London pada Jumat, 23 Februari 2024 mendatang. Adi berharap dengan prestasi tersebut dapat mengenalkan UNIMMA di level internasional, meningkatkan kualitas publikasi para dosen serta menambah academic networking dengan peneliti luar negeri.

Sumber: HUMAS UNIMMA

(Re-uploaded with official permission by HUMAS UNIMMA)

Dekan FIKES Memberikan Penyuluhan Pencegahan Kanker Serviks Tahun 2024

Menurut informasi yang bersumber dari Profil Kesehatan Indonesia di tahun 2021, kanker serviks menempati rangking kedua setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 36.633 kasus atau 17,2% dari seluruh kanker pada wanita. Jumlah tersebut memiliki angka kematian yang cukup tinggi yaitu 21.003 kematian atau 19,1% dari seluruh kematian akibat kanker. Secara tinjauan teori, kanker merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah penyakit jantung. Data Globocan pada tahun 2020 mendokumentasikan total kasus kanker di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus. Kanker serviks ( leher rahim) menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker. Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), salah satu penyebab tingginya kasus kanker di Indonesia adalah kondisi lingkungan yang terus menghasilkan bahan karsinogenik, seperti rokok, daging olahan dan sebagainya. Penyebab lain juga mempengaruhi seperti kebiasaan bergadang, kurang olahraga dan makan terlalu banyak.

Dalam rangka mencegah terjadinya kanker serviks di Unimma, Dr. Heni Setyowati Esti Rahayu, S.Kp, M.Kes selaku Dekan FIKES dan ketua majelis kesehatan Aisyiyah memberikan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan kanker servix dalam pertemuan rutin Aisyiyah Unimma di Gedung FEB pada Jumat, 19 Januari 2024. Beliau menyampaikan bahwa di antara cara untuk mencegah kanker serviks adalah menjalankan gaya hidup sehat (nutrisi terjaga, olah raga, tidak merokok), tidak berganti-ganti pasangan seksual, menjaga kebersihan area genital, Vaksin HPV, dan deteksi dini melalui papsmear serta IVA secara rutin. Inspeksi Visual Asam Asetat ( IVA ) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining dari pap smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilaksanakan selain oleh dokter ginekologi.

Dekan FIKES berharap agar warga Unimma khususnya perempuan agar selalu menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit, khususnya kanker serviks.

Tim taskforce pendirian Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) mengadakan workshop

Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) melalui tim taskforce pendirian Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) menggelar workshop penyusunan modul pembelajaran bersama perseptor. Acara dilaksanakan di Aula Fikes pada Senin (29/01) dan dihadiri oleh perseptor dari lahan rumah sakit, apotek, puskesmas dan industri diantaranya CV Herbal Indo Utama dan PT Capung.

apt. Heni Lutfiyati, M.Sc, Ketua tim taskforce dalam sambutannya mengatakan bahwa program studi (prodi) S1 Farmasi UNIMMA telah terakreditasi B. “Jumlah S1 Farmasi dan PSPPA di Indonesia tidaklah berimbang, APTFI (Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia) mendorong institusi sarjana farmasi yang telah terakreditasi B untuk bisa segera mengajukan program Pendidikan Profesi Apoteker,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini tenaga kefarmasian dibagi menjadi dua meliputi tenaga vokasi dan apoteker sehingga menuntut UNIMMA untuk segera membuka  PSPPA. “Alhamdulillah saat ini kami sedang proses pendirian dan untuk profesi apoteker sudah melalui beberapa tahap, ada beberapa kali visitasi dan saat ini menunggu visitasi yang terakhir,” ungkapnya.

apt. Heni juga menyampaikan terima kasih kepada perseptor dan berharap workshop tersebut dapat menghasilkan modul PKPA (Praktik Kerja Profesi Apoteker) bagi mahasiswa dalam menjalankan pendidikannya. “Di pendidikan profesi apoteker ini sama dengan pendidikan profesi yang lain, jadi sebagian besar adalah praktek di lahan. Untuk pelaksanaan pembelajaran PSPPA mengacu pada peraturan yang baru, proses pembelajarannya bersifat interaktif, holistik, integratif, scientific, kontekstual, tematik, efektif dan kolaboratif serta selalu berpusat pada kebutuhan mahasiswa,” tuturnya.

Adapun untuk mencapai hal tersebut, dikatakan membutuhkan modul praktek yang memang sesuai dengan kondisi lapangan dan perlu penyesuaian, improvisasi dan internalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional sesuai dengan visi prodi yaitu unggul dalam bidang farmasi bahan alam berkelanjutan. Workshop dikemas dengan FGD (forum group discussion) dan diakhiri dengan RTL (Rencana Tindak Lanjut).

Sumber: HUMAS UNIMMA

(Re-uploaded with official permission by HUMAS UNIMMA)

FIKES UNIMMA membedah Instrumen akreditasi 9 Kriteria LAM-PTKes

Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) bersama dengan Badan Penjaminan Mutu (BPM) melakukan bedah instrument akreditasi 9 kriteria LAM-PTKes (Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan). Acara berlangsung di Ruang Sidang Rektorat Kampus 2 UNIMMA pada Jumat (5/1). Dr. Lilik Andriyani, SE., MSI, Rektor UNIMMA dalam sambutannya menyampaikan bahwa akreditasi menjadi hal penting bagi perguruan tinggi dan juga program studi (prodi) di dalamnya. “Akreditasi ini diharapkan dapat menjadi media untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan juga lulusan,” ujarnya.

Dalam diskusi tersebut, dihadirkan asesor LAM-PTKes yaitu Dr. Edy Soesanto, S.Kp., M.Kes yang juga merupakan Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU). Dalam paparannya terkait urgensi 9 kriteria, Dr. Edy juga memberikan masukan dan motivasinya kepada Fikes yang akan menghadapi akreditasi. “Urgensi 9 kriteria lebih mengedepankan luaran baik mahasiswa ataupun dosen. Setiap dosen harus meningkatkan luaran baik berupa artikel, buku, HKI dan lain sebagainya yang wajib sudah terdata di SINTA,” tuturnya.

Disebutkan, akreditasi LAM-PTKes tidak hanya memberikan status dan peringkat akreditasi prodi saja, tetapi juga menumbuhkan kesadaran, motivasi dan langkah-langkah konkrit untuk budaya peningkatan mutu berkelanjutan (culture of continuous quality improvement). Dengan dilaksanakan bedah instrument, diharapkan Fikes mampu meningkatkan kualitas dalam menghadapi proses akreditasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Sumber: HUMAS UNIMMA

(Re-uploaded with official permission by HUMAS UNIMMA)